Dampak Penggunaan Bahasa Gaul bagi Perkembangan Bahasa Indonesia

Penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini sangat memprihatinkan. Hampir tidak ada masyarakat Indonesia yang menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, khususnya pada kalangan remaja. Hal ini bisa kita lihat dari para remaja yang lebih sering menggunakan Bahasa gaul daripada Bahasa Indonesia yang baku. Bahasa gaul adalah Bahasa tidak resmi yang digunakan oleh kalangan tertentu, yang bersifat sementara. Pada awalnya Bahasa gaul hanya digunakan untuk menyampaikan hal – hal yang dianggap rahasia dan krusial bagi suatu kelompok dengan maksud agar kelompok lain tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan.

Masa Remaja memiliki beragam karakteristik seperti selalu ingin berpetualang, mencoba hal – hal baru, berkelompok, bahkan membuat kenakalan. Hal ini juga terlihat dalam Bahasa yang mereka gunakan. Keinginan untuk membuat kelompok menyebabkan mereka menciptakan Bahasa rahasia yang hanya diketahui oleh kelompoknya sendiri. Bahasa gaul tidak hanya digunakan oleh anak – anak jalanan atau kelompok kelompok tertentu, tetapi Bahasa gaul juga digunakan oleh para pelajar dalam kehidupan sehari – hari. Semakin maraknya penggunaan bahasa gaul menyebabkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar terganggu. Pengaruh Bahasa gaul terhadap tatanan Bahasa Indonesia merupakan salah satu dampak dari globalisasi. Tren Bahasa gaul diilhami dari tokoh masyarakat misalnya kalangan artis.

Bahasa gaul banyak diminati oleh para remaja karena Bahasa gaul memiliki ciri – ciri khusus seperti singkat, kreatif, dan mudah diingat. Kata – kata yang digunakan juga cenderung singkat, kata – kata yang dirasa panjang akan diubah menjadi sebuah kata pendek yang unik.

Jika kita amati semakin maraknya penggunaan Bahasa gaul dikalangan remaja di dukung oleh beberapa faktor, antara lain menjamurnya internet dan media sosial yang berdampak pada penggunaan Bahasa termasuk bahasa gaul.

Umumnya para remaja menyerap dari percakapan orang – orang di sekitarnya, baik di lingkungan sekolah, teman sebaya ataupun keluarga. Peran media yang menggunakan istilah Bahasa gaul bisa kita lihat dari film – film remaja serta iklan komersial televisi. Pengaruh Bahasa gaul tidak hanya didapat dari kontak langsung tetapi juga dipengaruhi oleh media elektronik, media cetak; seperti Bahasa yang ada dalam majalah, berbagai platform media sosial, surat kabar, koran, cerpen atau novel yang umumnya menggunakan Bahasa gaul. Dampak perkembangan Zaman, dimana segala hal yang ada di lingkungan harus selalu mengikuti perkembangan yang umumnya bercermin dari budaya barat, mereka ingin diakui sebagai remaja zaman sekarang yang gaul dan keren.

Alasan Para Pelajar dan Mahasiswa lebih menyukai memakai Bahasa gaul dari pada Bahasa Indonesia karena dengan menggunakan Bahasa gaul pertemanan terasa lebih akrab. Para remaja merasa lebih nyaman menggunakan Bahasa gaul karena lebih singkat, tidak monoton, dan lebih efektif serta lebih terlihat gaul dan tidak tertinggal tren.

Dengan semakin banyaknya remaja yang menggunakan Bahasa gaul memberikan dampak atau pengaruh terhadap perkembangan Bahasa Indonesia antara lain Keberadaan Bahasa Indonesia terganggu dengan maraknya penggunaan Bahasa gaul dikalangan remaja. Hal ini juga menyebabkan semakin menurunnya jumlah pelajar yang menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Penggunaan Bahasa gaul dapat diminimalisir jika kita kembali meningkatkan eksistensi penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama dikalangan remaja melalui peran orang tua untuk lebih memberi pemahaman sejak dini kepada para remaja untuk mulai membiasakan berbicara menggunakan Bahasa Indonesia karena peran lingkungan dan keluarga merupakan salah satu hal yang krusial untuk membentuk pola pikir anak dan juga para remaja harus mempunyai kesadaran diri untuk melestarikan Bahasa Indonesia Karena hanya dari diri kita sendiri yang dapat mengangkat kembali Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi Bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai alat pemersatu Bangsa. Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan Bahasa nasional, Bahasa pengantar dalam dunia Pendidikan. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam generasi bangsa terutama dikalangan remaja sebagai penerus bangsa untuk memperkukuh persatuan. Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam film-film produksi Indonesia. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan perguruan tinggi, misalnya dengan memberi tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog serta dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel, makalah, juga dalam bentuk karya sastra seperti membuat cerita pendek, puisi, dan pantun. Membina sikap positif terhadap Bahasa Indonesia dengan jalur media massa dan jalur kepemimpinan. Karena jalur tersebut memberikan dampak yang amat besar bagi penggunaan Bahasa Indonesia khususnya dikalangan remaja.

Safa Talitha / Kelompok 8 / 05211740000123

Continue reading “Dampak Penggunaan Bahasa Gaul bagi Perkembangan Bahasa Indonesia”

BAHASA INDONESIA DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

  • APA ITU MEA?

Di tahun 2015 ini kita mengetahui bahwa untuk meningkatkan nilai ekonomi di negara-negara ASEAN para pemimpin ASEAN mempunyai sistem yang efektif,yaitu pasar tunggal asia atau yang disebut dengan “MASAYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”. MEA sendiri adalah sistem dimana barang dan jasa di negara-negara ASEAN dengan mudah bisa keluar masuk di negara-negara ASEAN. Tidak seperti dulu yang harus izin untuk membuka lapangan pekerjaan, tapi sekarang dipermudah.

  • APA ITU BAHASA?

Bahasa adalah sistem lambing bunyi yang arbitrer,yang digunakan oleh  anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.1

 

  • APA HUBUNGAN BAHASA DENGAN MEA?

Dengan terbentuknya MEA,barang dan jasa semakin mudah dipasarkan. Maka,yang terjadi selanjutnya adalah interaksi yang harus dilakukan dengan antar negara. Salah satu interaksi yang paling dibutuhkan adalah Bahasa, karena dengan Bahasa kita bisa mengerti apa yang dimau oleh si pembeli maupun si penjual. Maka mau tidak mau kita harus mempelajari bahasa negara ASEAN dan begitu pula sebaliknya, negara-negara asean juga harus mempelajari bahasa Indonesia.

 

  • APA KEUNTUNGAN ADANYA MEA DARI SEGI BAHASA?

Jika ditinjau dari segi bahasa,maka kita bisa dibilang diuntungkan, karena kita di Indonesia mempunyai potensi alam yang sangat menakjubkan. Maka yang terjadi selanjutnya adalah negara-negara lain akan memilih Indonesia untuk membuat pabrik-pabrik dengan kekayaan alam tersebut. Maka jika demikian,apa yang dilakukan negara-negara lain adalah harus mempelajari bahasa Indonesia. Maka di sekolah-sekolah di negara ASEAN saat ini sudah mulai untuk mempelajari bahasa Indonesia. Dan hal ini menyebabkan kemungkinan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional kedua menjadi lebih besar. Dan juga, bahasa Indonesia bisa lestari dimana-mana.

 

  • APA KEKURANGANNYA?

Dengan dipelajarinya bahasa Indonesia di negara lain, ekonomi di Indonesia juga semakin terancam. Karena tidak hanya kualitas pendidikan yang tidak mumpuni, potensi alam di Indonesia juga memungkinkan sekali untuk dimanfaatkan. Maka negara-negara lain berlomba-lomba untuk memanfaatkan keadaan alam tersebut.

 

Jadi,perkembangan bahasa Indonesia di negara lain memang mulai dipelajari. Bahkan mereka menambah pelajaran bahasa Indonesia khusus di sekolah sd seperti negara Australia,tiongkok, dan lain-lain. Ini bisa menambah prosentasi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.

Negara-negara yang mulai membuka kelas bahasa indonesia antara lain : Australia,Korea Selatan, Taiwan, Jepang, Vietnam, Ukraina, dan Kanada. Negara-negara tersebut sengaja mengadakan kelas khusus untuk bahasa Indonesia karena tujuan utamanya mahir berbahasa Indonesia, dengan demikian mereka bisa mencari pekerjaan maupun membuka lapangan pekerjaan di Indonesia dengan mudah. Apalagi Indonesia disebut-sebut sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi atau yang subur tanahnya.

Memang bahasa Indonesia bahsasa yang mudah karena banyak kosa kata dari bahasa Indonesia merupakan bahasa serapan dari bahasa lain. Ini juga membantu sang pembelajar untuk memelajari bahasa Indonesia. Contohnya : eksis, dalam bahasa inggris eksis adalah “exist” dengan penyebutan yang sama dengan eksis. Itu merupakan suatu bukti bahwa belajar Indonesia adalah mudah. Bahasa Indonesia juga tidak seperti bahasa araba tau bahasa inggris yang menggunakan tatanan bahasa yang rumit. Jadi apabila mau memelajari bahasa Indonesia sangat mudah.

Mungkin saat ini bahasa Indonesia masih menjadi bahasa yang kurang eksis di dunia. Tapi saya memperkirakan 4 – 5  tahun kedepan bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa yang mendunia seperti bahasa inggris karena terkait dengan sumber daya Indonesia yang melimpah

Afrizal Aulia Suyono / 05211740007006

Pentingnya Bahasa Indonesia yang Baik pada Generasi Muda

 

Peran pemuda dalam setiap episode sejarah kehidupan suatu bangsa telah terbukti nyata. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas peran pemuda dalam proses perubahan suatu bangsa. Bukan hanya sejarah bangsa modern namun bangsa-bangsa atau kaum terdahulu pun tidak terlepas dari kontribusi pemuda di dalamnya.

Dr. Yusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Indonesia berkata,”Apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemudanya hari ini.” Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi suatu bangsa. Terlebih di masa yang akan datang, kenapa? Karena generasi mudalah yang kelak akan menjadi pemimpin, yang akan meneruskan estafet sejarah kehidupan menggantikan para pemimpin yang telah menjadi tua.

Oleh karens itu saya mengangkat generasi muda sebagai pengguna wajib bahasa indonesia yang baik dan benar. Karens generasi muda biasanya sangat kreatif dan ekspresif tidak menutup kemungkinan mereka membuat bahasa bahasa yang lebih mudah menurut mereka untuk menggantikan bahasa indonesia yang menurut mereka kaku. Seperti belakangan ini anak anak muda di jakarta lebih sering mengatakan bahasa bahasa gaul seperti sans untuk santai, cabs untuk cabut dan masih banyak lagi. Sebenarnya ke kreatifan mereka sangat bagus tetapi hal hal keil seperti ini bila diteruskan tidak menutup kemungkinan membuat bahasa indonesia itu sendiri terlupakan.

Penyebaran bahasa gaul sender dikalangan anak muda didukung oleh sosial media yang sekarang sedang maju, sehingga nahasa gaul sangat mudah dicari tahu atau menyebar. Bahkan sosial media juga menyebabkan anak muda lebih tertarik dengan budaya luar negeri dibanding budaya lokal, sehingga dengan rasa ingin tabu yang dimiliki generasi muda mereka banyak belajar bahasa asing untuk mengetahui budaya luar negeri.

Generasi muda lebih bangga menggunakan bahasa asing. “Di beberapa kota besar terjadi lonjakan penguasaan bahasa asing. Di Jakarta, Medan, Makassar sudah banyak yang menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Kalau itu terjadi, bisa jadi 10 tahun ke depan anak-anak Indonesia tidak lagi mengenal bahasa nasionalnya,” kata Mahsun, di hotel Kartika Candra, Jakarta, Selasa (18/8). Para generasi muda cenderung merasa menggunakan bahasa asing akan terlihat lebih pintar dan lebih menonjol sehingga mereka lebih bangga ketika menggunakan bahasa asing. Pengaruh globalisasi juga meningkatkan penggunaan bahasa asing di indonesia.

Kurangnya pendidikan dan teguran juga menyebabkan generasi muda merasa tidak apa apa menggunakan bahasa indonesia yang tidal benar, padahal dengan terus menerus menggunakan bahasa gaul dan bahasa asing lama kelamaan bahasa indonesia dapat punah dinegeri sendiri.

Solusi dari permasalahan diatas dapat mulai di atasi dari lingkungan terdekat yaitu keluarga, maksudnya orang tua mengingatkan anaknya ketika anaknya mengatakan bahasa indonesia yang kurang baik atau salah, atau kakak mengajarkan adiknya sedari kecil bahasa indoneisa yang baik dan benar. Karens masih banyak orang tua yang membiarkan ketika tahu yang anaknya ucapkan bukan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Pemerintah juga harusnya menanggapi serius permasalahan ini bukannya malah mendukung penggunaan bahasa asing agar terlihat ramah dan bersahabat dengan warga negara asing tapi lupa bahasanya sendiri sedan terancam. Pemerintah mengetahui kapan tepatnya menggunakan bahasa indonesia dan kapan bahasa asing di gunakan seperti car free day itu ditunjukan kepada WNI tapi kenapa malah memakai bahasa inggris.

Hal hal sederhana seperti ini yang harus lebih diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat indonesia demi melestarikan bahasa indonesia.

Daftar Pustaka

http://www.kompasiana.com/hshshsh/598ecbd6224063121b51aa53/peran-generasi-muda-sebagai-pemimpin-masa-depan
https://www.merdeka.com/peristiwa/anak-muda-bangga-pakai-bahasa-inggris-bahasa-indonesia-bisa-punah.html

Pramesti Putri Maharani
Kelompok 2
05211740000114

Internasionalisasi Bahasa Indonesia di Lingkungan Perguruan Tinggi

mahasiswa-dan-dosen

“ Sekarang coba buka buku kalian page 32. “

“ Nanti materinya akan bapak upload di email kelas. “

“ Ada yang bisa menjelaskan apa itu Database? Tidak ada? Ok, jadi Database itu adalah structured set of data held in a computer .”

Selama kita kuliah, sering kali kita mendengar bahasa indonesia di campur adukkan dengan bahasa asing. Bahkan, tidak jarang juga bahwa satu pelajaran itu menggunakan bahasa inggris sepenuhnya. Penggunaan buku paket berbahasa inggris juga sering kali ditemukan dalam lingkungan perguruan tinggi, hingga kadang membuat kebanyakan mahasiswa kurang paham dan mengerti akan isi materi dari buku itu sendiri. Hingga akhirnya menimbulkan beberapa pertanyaan, mengapa menggunakan bahasa inggris? Mengapa tidak bahasa asing yang lain? Apa dampaknya dalam kehidupan berbahasa Indonesia kita?

Mengapa menggunakan bahasa inggris?

hmm-mengobrol-dengan-orang-asing-banyak-manfaatnya-lho-_2

Seperti yang dikemukakan oleh : Firmus Mo’a Passar (2002, penulis buku Learning English Effectively 4) bahwa : “Tak dapat disangkal bahwa peranan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional kian penting dan bahkan merupakan keharusan bagi setiap orang yang ingin berhasil dalam dunia yang maju ini. Sudah menjadi kenyataan bahwa setiap pendidikan formal mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi di Indonesia semua menggunakan pelajaran Bahasa Inggris”

Dari kutipan perkataan diatas, dapat di pahami bahwa bahasa inggris adalah bahasa internasional yang sudah diakui dan merupakan keharusan bagi seseorang jika ingin berkontribusi ke kancah internasional. Bahasa inggris juga menjadi salah satu kewajiban jika nantinya kalian ingin melamar ke dunia pekerjaan. Bahasa inggris juga merupakan pintu menuju bahasa bahasa asing yang lain. Bahkan saat di perguruan tinggi kita harus mengikuti tes kemampuan berbahasa inggris yang menunjukkan seberapa besar ketrampilan kita berbahasa inggris. Jadi, jawaban dari pertanyaan diatas adalah karena Bahasa Inggris itu penting untuk kemampuan di masa depan nantinya, jika ingin memajukan bangsa kita ini. Kita kemudian beralih ke pertanyaan selanjutnya, mengapa tidak bahasa asing yang lain?

Mengapa tidak bahasa asing yang lain?

Di lingkungan kuliah kita sering kali diajarkan untuk menggunakan bahasa inggris atau bahkan diwajibkan untuk menggunakan bahasa inggris pada hari tertentu ( tapi hal ini tergantung kebijakan universitas itu sendiri sendiri). Lantas, mengapa hanya bahasa inggris, tidak menggunakan bahasa asing yang lain?

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahasa inggris, merupakan bahasa internasional yang sudah diakui dan digunakan dimanapun. Dalam lingkup kerja, pendidikan bahkan di lingkungan sehari hari bisa digunakan. Bahasa inggris juga fleksibel dan dibutuhkan di mana-mana.

Apa dampaknya dalam kehidupan berbahasa Indonesia?

Tidak bisa dipungkiri lagi, menggunakan bahasa asing seperti bahasa inggris dalam kehidupan lingkungan perguruan tinggi sangat mempengaruhi kehidupan berbahasa indonesia kita. Bagaimana tidak, rutinnya menggunakan bahasa inggris dalam kegiatan sehari hari saat di daerah perguruan tinggi membuat kita kadang mencampur adukkan bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Kadang membuat kita melupakan nilai nilai dan kaidah berbahasa indonesia yang benar, bahkan membuat kita lebih memilih menggunakan bahasa inggris daripada bahasa indonesia. Lalu apa solusinya untuk permasalahan ini?

Kita sebagai mahasiswa perguruan tinggi mempunyai peran untuk cerdas kapan berbahasa inggris, dan kapan berbahasa indonesia. Kita juga sebagai mahasiswa yang mempunyai peran Tri Dharma perguruan tinggi harus mensosialisasikannya kepada mahasiswa lain untuk tidak lupa dengan bahasa kita sendiri dan jangan sampai lupa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

referensi :

Kompas Online

Wacana BEM FISIP UNS

Muhammad Hilman Rafialdy

Kelompok 2

05211740000103

MENURUNNYA PEMBELAJARAN DAN PENGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA USIA DINI

pic1

Seiring dengan banyaknya seruan untuk bersiap akan perubahan yang terjadi karena globalisasi. Masyarakat Indonesia dituntut untuk bisa bersaing hingga tingkat internasional. Contoh hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan pertama adalah belajar bahasa asing. Pada era globalisasi ini, mempelajari dan menguasai bahasa Inggris dipandang sebagai suatu kebutuhan.  Sebagai implikasinya bahasa Inggris menjadi mata pelajaran yang wajib dipelajari  pada setiap jenjang pendidikan. Namun, tanpa disadari hal itu juga mempengaruhi minat penggunaan dan pembelajaran Bahasa Indonesia para calon penerus bangsa. Jika hal ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa para calon penerus bangsa akan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar, dan bisa berujung kepada berkuranganya rasa nasionalisme

Seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf  (2005) mengenai pengertian bahasa yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, melalui semua cara dalam berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan diungkapkan dalam bentuk lambang ataupun symbol. Dalam perkembangan anak usia dini bahasa merupakan salah satu tugas  perkembangan yang harus dicapai oleh anak. Anak-anak usia TK dapat diberikan  materi pelajaran bahasa. Tentunya bahasa yang pertama kali didapatkan oleh semua orang adalah Bahasa ibu (bahasa asli, bahasa pertama secara harafiah (mother tongue). Biasanya seorang anak  belajar dasar-dasar bahasa pertama mereka dari keluarga mereka. Jean piaget sebagai salah satu ahli yang berpegang pada teori kognitif menyatakan bahwa hakikat belajar sesungguhnya adalah interaksi antara individu pebelajar (learner) dengan lingkungan. Kepandaian  dalam bahasa asli sangat penting untuk proses belajar berikutnya, karena bahasa  ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir.

pic2

Eric H.Lennenberg (Santrock, 2007:371) seorang ahli neurologi  berpendapat bahwa: “Sebelum masa pubertas, daya fikir (otak) anak lebih lentur,  sehingga akan memudahkan anak untuk belajar bahasa selain  bahasa ibu (bahasa pertama) sedangkan setelah masa itu,  pencapaiannya tidak maksimal”. Senada dengan pendapat di atas, Purwo (2003) menyatakan bahwa usia 4- 12 tahun merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain  bahasa ibu (bahasa pertama). Alasannya, otak masih plastis dan lentur, sehingga  proses penyerapan bahasa lebih mulus. Selain itu Hurlock (1980) dan Mar’at (2005) menyatakan bahwa usia 2-6 tahun merupakan masa pesat perkembangan  bahasa.

Sayangnya, masyarakat kita beranggapan bahwa tidak penting untuk mempelajari bahasa Indonesia karena mereka berpikir mereka sudah cukup mampu untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia di negeri ini. Faktanya, tidak sedikit orang tua di Indonesia yang memilih untuk lebih mengakrabkan anaknya kepada bahasa asing terlebih dahulu.. Hal itu mengakibatkan maraknya penggunaan bahasa-bahasa asing dan pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa di luarnya.

Pendidikan bahasa asing yang telah diberikan sejak usia SD mengakibatkan munculnya berbagai pendapat. Pendidikan bahasa asing ini cenderung mengedapankan pengetahuan bahasa asing ditengah urgensi pendidikan bahasa Indonesia. Fakta yang terjadi di lapangan adalah, pada saat ini, di Indonesia, sudah bukan hal yang baru jika kita mendengar anak kecil yang telah lancar berbicara dengan bahasa asing. Namun, sangat disayangkan ketika anak ini berbicara dengan Bahasa Indonesia, dia tidak bisa menggunakannya dengan baik dan benar.setelah anak merasa bisa dan pandai dalam berbicara bahasa Inggris, anak cenderung meremehkan bahasa Indonesia. Meskipun, sesungguhnya tidak ada salahnya untuk fasih dan pandai berbahasa asing, namun tidak menutup kemungkinan bahwa disnilah masa dimana rawan terjadi menurunnya rasa nasionalisme.

Hal inilah yang sudah seharusnya menjadi perhatian bagi orang tua maupun guru ketika memutuskan unutuk memberikan pendidikan bahasa bagi anak. Perkembangan otak dan psikologi anak harus menjadi pertimbangan utama sebelum memberikan pendidikan tersebut. Guru sebagai pendidik dan pengajar seharusnya lebih mendahulukan penanaman pengertian akan pentingnya bahasa Indonesia diatas bahasa asing agar tetap menjaga rasa cinta akan bahasa nasional di negeri sendiri. Begitu pula dengan orang tua, sebagai pihak pertama yang mengajari anak mengenai kebiasaan sehari-hari, untuk lebih mengdepankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik.

Adapun langkah-langkah sederhana yang bisa membantu pengenalan dan pembelajaran bahasa Indonesia  yang baik  sejak dini adalah sebagai berikut

  1. Kegiatan membaca, kegiatan ini dapat dilkukan oleh anak sendiri, maupun bersama orang tua.
  2. Diajak untuk menceritakan pengalaman sehari-hari dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
  3. Memperkenalkan kata-kata yang baku setiap harinya

Pemerintah juga harus memperhatikan kurikulum pelajaran bahasa Indonesia sehingga pelajar dari berbagai usia tidak lagi menganggap remeh pelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan juga harus semakin dibina untuk menghadapi tantangan meluasnya penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris di Indonesia dan dalam pergaulan internasional. Pembinaan yang dilakukan ini diharapkan akan mampu untuk menjadi sarana memanifestasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Di tengah arus globalisasi ini, siswa juga diharapkan untuk bisa segera adaptasi dengan kondisi ini. Dengan tetap menjunjung tinggi rasa nasionalisme serta mempertahankan jati diri sebagai bangsa Indonesia agar tidak terombang-ambing dengan bahasa Indonesia. Hal itu dapat dimulai dari hal yang paling mudah yaitu memulai mempelajari bahsa Indonesia yang baik dan benar sejak dini

Aura Selena Kinayomi

Kelompok 1

02211740000114

Menurunnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Indonesia

Indonesia adalah negara yang mempunyai luas wilayah yang terbilang cukup luas, kenapa dikatakan seperti itu? Karena luas wilayah Indonesia menduduki peringkat ke tujuh sebagai luas wilayah terbesar di dunia setelah Rusia, Kanada, Amerika Serikat, China, Brasil, dan Australia.
Dengan luas wilayah yang mencapai 5.180.053 km2 dengan rincian luas daratan sebesar 1.919.440 km2 sedangkan luas lautannya sebesar 3.257.483 km2. Indonesia menduduki peringkat ke lima belas sebagai negara yang mempunyai luas daratan terluas di dunia.
Indonesia mempunyai banyak pulau, suku, dan bahasa yang sangat beragam. Sebelumnya, pada tahun 2012 Indonesia tercatat memiliki 13.466 pulau resmi, sedangkan pada tahun 2016 jumlah pulau di Indonesia yang tercatat resmi mengalami peningkatan yaitu sebanyak 14.572 pulau.
Tidak hanya memiliki luas wilayah yang cukup luas, Indonesia juga memiliki suku yang sangat beragam, jumlah suku yang dimiliki di Indonesia berjumlah kurang lebih 1.128 suku bangsa, sedangkan jumlah bahasa yang dimiliki di Indonesia berjumlah kurang lebih 726 bahasa yang menempati posisi ke dua sebagai negara dengan bahasa terbanyak di dunia.

Memiliki banyak keragaman bahasa tentu sangat membanggakan bagi Indonesia, tetapi dengan banyaknya bahasa yang dimiliki oleh Indonesia tentu saja cara menjaga agar bahasa tersebut tidak punah adalah tantangan tersendiri untuk Indonesia.

Dari 726 bahasa di Indonesia terdapat 14 bahasa yang sudah punah, ini menyatakan bahwa kurangnya kepedulian masyarakat sekitar yang mengakibatkan kepunahan bahasa tersebut.

Memiliki keragaman bahasa hingga 726 bahasa tentu dapat menimbulkan pertanyaan seperti, “bagaimana cara mereka saling berkomunikasi dengan bahasa sebanyak itu?” jawabannya tentu saja dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Tetapi, hari-hari ini mengapa terjadi penurunan penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia itu sendiri?.

Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia

• Bahasa gaul
Dalam keseharian berapa banyak kata gaul yang kita ucapkan? Tentu saja banyak bukan? Kata gaul yang sering kita ucapkan semakin hari juga semakin bertambah, bukan hanya kata gaul yang semakin bertambah tetapi pengguna kata gaul semakin hari juga semakin bertambah. Semakin banyak pengguna bahasa gaul semakin berkurangnya juga penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

• Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan dapat memengaruhi cara kita berbicara, contoh sederhananya adalah anak yang berbicara kasar saat di rumah, saat ditanya ibunya si anak akan menjawab “temanku berbicara seperti itu”, bisa kita lihat dari contoh sederhana tadi bahwa lingkungan sekolah sangat memengaruhi cara berbicara kita, apalagi untuk anak yang sedang berkembang.

Tidak hanya lingkungan sekolah tetapi lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap cara berbicara anaknya. Bisa kita temukan dalam sehari-hari, jika orang tuanya berbicara bahasa sunda halus maka anaknya juga akan berbicara bahasa sunda halus, jika orang tuanya berbicara bahasa sunda kasar maka anaknya akan berbicara bahasa sunda kasar, ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga juga sangat memengaruhi bahasa yang akan digunakan anaknya dalam kehidupan sehari-hari.

• Persaingan di dunia kerja
Berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat MEA membuat tingkat persaingan dalam mencari kerja semakin tinggi di Indonesia, karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional orang asing yang lebih menguasai bahasa Inggris menjadi lebih unggul atau kata lainnya mempunyai nilai tambah di dunia kerja.
Oleh karena itu, tenaga kerja Indonesia sekarang-sekarang ini berlomba-lomba untuk menguasai bahasa Inggris. Salah satu dampak negatif dari MEA ini bagi Indonesia yaitu semakin berkurangnya penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia.

Solusi untuk mencegah menurunnya penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia??

• Tanamkan sifat gemar menulis
Dulu saat SD kita sering mendapatkan tugas untuk menulis cerita saat liburan bukan? Dilihat dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan itu adalah salah satu contoh guru untuk menanamkan gemar menulis pada siswanya.
Sampai kita dewasa, bahasa Indonesia yang baik dan benar masih dibutuhkan, seperti saat mahasiswa sedang melakukan skripsi, dapat kita ketahui bahwasanya skripsi harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak hanya mahasiswa, pelajar SMA saat membuat makalah, karya tulis, dan lain-lain juga harus memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tugas-tugas inilah adalah salah satu contoh untuk menjadikan pelajar ataupun mahasiswa mempunyai sifat gemar menulis yang akan mencegah menurunnya penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia.

• Berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar dapat kita praktikan saat dalam kegiatan resmi, contohnya saat kita sedang mempresentasikan hasil karya kita atau saat sedang menjadi moderator suatu acara, dan masih banyak lagi, kegiatan seperti itu yang membutuhkan kita untuk berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut dapat mencegah menurunnya penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia

• Kesadaran pada diri sendiri
Saat ini menguasai banyak bahasa asing lebih diprioritaskan dibandingkan menguasai bahasa Indonesia, kondisi ini juga merupakan tuntutan dari dunia kerja. Tenaga kerja yang menguasai lebih banyak bahasa akan lebih unggul dari yang lain, tapi perlu kita tanamkan juga bahwa menguasai banyak bahasa memang penting, tetapi belajar bahasa Indonesia juga sama pentingnya dengan menguasai bahasa asing

Sumber :
https://rizdodel.wordpress.com/berapa-banyak-jumlah-suku-bangsa-di-indonesia/
http://ilmupengetahuanumum.com/10-negara-terbesar-di-dunia-menurut-luas-wilayahnya/ http://portalsatu.com/read/budaya/14-bahasa-daerah-di-indonesia-yang-punah-15197
Nama : Wafanda Aina Prastisara//NRP : 02211740000141//Departemen : Teknik Kimia//Kelompok : 2

Berbahasa Indonesia Bentuk Bela Negara yang Murah

Kata Bela sendiri mempunyai makna menjaga baik-baik; memelihara; merawat. Sedangkan makna Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu Negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi Negara tersebut. Intinya, berbagai upaya yang dilakukan seseorang sesuai kapasitas dan profesi pribadi masing-masing yang arahnya menjaga keberadaan suatu Negara disebut bela Negara.
Lantas apa hubungannya Berbahasa Indonesia dengan Bela Negara?
Membela Negara merupakan kewajiban sebagai warga Negara. Membela Negara bukan hanya kewajiban tetapi warga Negara punya hak untuk ikut serta dalam membela negaranya. Hal ini tercantum secara jelas dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945 “ Setiap warga Negara berhak dan wajib iku serta dalam upaya pembelaan Negara”.
Pandangan tentang Bela Negara hanya masalah pertempuran di medan perang sebagai tugas TNI saja itu sangat salah. Karena pembelaan Negara bukan hanya untuk TNI saja Melainkan kita semua punya kewajiban untuk andil dalam keikut sertaan dalam bela Negara. Bela Negara dapat diartikan dalam hal apa saja sesuai kemampuan, profesi serta kapasitas pribadi masing-masing. Upaya untuk menjaga identitas sebuah Negara termasuk pula dalam usaha bela Negara.
Bahasa Indonesia adalah sebagai salah satu identitas Negara ini yang perlu kita jaga. Di masa modern ini kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bangsa kita semakin terkikis. Mengapa demikian, karena dapat dilihat dari penggunaan bahasa oleh muda-mudi saat ini. Kebanyakan saat ini mereka menggunakan bahasa gaul. mereka beralasan jika tidak menggunakan bahasa gaul, mereka dianggap ketinggalan zaman. Yang lebih aneh, mereka malah mencibir teman sejawat mereka yang menggunakan bahasa Indonesia. Tidak hanya hal tersebut, tuntutan penggunaan bahasa asing dalam intansi kerja, pendidikan, maupun pemerintahan. yang lebih parah lagi adalah kecenderungan mengunggulkan bahasa asing. pemakaian bahasa asing dianggap sebagai suatu kemodernan, sedangkan pemakai bahasa Indonesia dianggap kampungan. Sikap yang demikian dapat membuat bahasa resmi bangsa ini menjadi terkikis, tentunya akan melunturkan citra dan identitas bangsa.
Kemampuan berbahasa Indonesia semakin lama semakin menurun. Jika hal demikian tetap berlanjut, tak lama lagi bahasa Indonesia akan tergeserkan. Memang banyak yang mengegembar-nggemborkan slogan kita harus mencinta Negara ini , kita harus membela Negara ini, Bahasa kita Bahasa Indonesia. Bukti konkiritnya mereka masih dengan banggannya menggunakan bahasa asing. terkadang juga aneh, tahu bahasa asingnya bahasa indonesianya malah tidak tahu. Memang lucu ya kalau melihat realita Negara ini.
Pemerintah pun seolah menutup mata dengan kejadian seperti ini. Mereka berpura-pura tidak tahu bahkan tidak ingin tahu menahu akan hal itu. Mereka berdalih bahwa urusan bahasa adalah hal remeh, yang tidak perlu keterlibatan pemerintah dalam pemecahan permahasalahan ini. mereka lebih sering memikirkan perubahan kurikilum yang malah membuat carut-marut pendidikan. Seiring pergantian mentri pasti berganti pula kurikulum pendidikan mengikuti mentri yang baru. Mereka malah mengenyampikan hal yang dianggap remeh yang berhubungan langsung dengan jati diri bangsa Indonesia.
Kita juga tidak bisa juga menyalahkan hal ini secara penuh kepada pemerintah, karena sebagai warga Negara kita punya andil dalam Menjaga eksistensi bahasa Indonesia di Negara ini sebagai bentuk upaya dari bela Negara yang paling murah dan paling sederhana. Penggunaan bahasa Indonesia dari segala usia, intansi, maupun segala aspek yang berhubungan dengan bahasa adalah upaya agar keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara kita, sebagai identitas jati diri kita ini tidak luntur. Apa salahnya jika kita menggunakan bahasa Indonesaia, apa tuhan akan marah? Atau kita akan kena denda? Atau dipenjara? Tidak juga kan. Ayo kita mulai berbahasa Indonesia dari sekarang, dan ayo kita camkan bahwa tidak bahasa Indonesia tidak keren!
Nama : Tri Warsito
NRP : 01211740000063

KEHADIRAN BAHASA GAUL : SIAPA YANG PATUT BERTANGGUNG JAWAB?

3d-small-people-question-mark-29467477

Negara Indonesia mempunyai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan pemersatu bangsa. Selain itu, terdapat pula bahasa lain yang bisa ditemukan di Indonesia, yaitu bahasa daerah dan bahasa Inggris. Warga negara Indonesia setidaknya telah menguasai dua dari ketiga bahasa ini. Ada juga jenis bahasa yang sangat terkenal dan dikuasai oleh warga negara Indonesia, yaitu bahasa gaul. Bahasa ini merupakan bahasa non formal yang sering digunakan oleh masyarakat untuk memudahkan proses komunikasi . Saat ini perkembangan bahasa gaul sangat pesat. Hal itu dapat dilihat dari kehidupan bermasyarakat di negeri ini. Masyarakat sering menggunakan bahasa gaul dan bahkan sudah menggunakannya sebagai bahasa pokok dalam pergaulan mereka. Bahasa gaul terus digunakan karena dianggap lebih komunikatif dan dapat meningkatkan kreatifitas.

Bahasa gaul memiliki kaitan yang erat dengan generasi muda saat ini. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri lagi. Entah itu di dalam interaksi sosial secara langsung maupun setiap media sosial yang ada. Dilansir dari zonautara.com, ada beberapa faktor pendukung maraknya bahasa gaul di kalangan kaum muda. Antara lain karena menjamurnya internet dan situs-situs jejaring sosial, pengaruh lingkungan sekitar, percakapan di televisi, media cetak, serta pembangunan dan perkembangan zaman atau yang biasa disebut modernisasi. Bahasa gaul memang memiliki pengaruh yang besar bagi kaum muda. Pengaruh bahasa gaul di dalam kehidupan generasi muda sudah tidak dapat dibatasi lagi. Penggunaan bahasa gaul secara berlebihan di dalam kehidupan generasi muda menyebabkan bahasa ini terus berkembang dan bahkan menggerus keberadaan bahasa Indonesia yang baku itu sendiri. Generasi muda yang hidup di era globalisasi ini memiliki kemudahan dalam memperoleh dan menyerap informasi. Untuk itulah, perkembangan bahasa gaul begitu pesat dan begitu mudah dipelajari oleh kaum muda yang pada kenyataannnya ada pengguna internet setia. Akan tetapi, fenomena ini tidak sama sekali membuktikan bahwa bahasa gaul itu lahir, tumbuh dan berkembang di tengah generasi milenial.

Namun,

Apakah semua bukti tersebut mampu memvonis generasi muda milenial sebagai pelaku yang membuat bahasa Indonesia tergeser dari bahasa gaul?

Tidak bisa secepat itu.

Bahasa yang biasa dikenal dengan bahasa gaul atau alay pada zaman ini sebenarnya sudah lahir sebelum adanya generasi kelahiran tahun 2000, yaitu pada tahun 1980-an. Bahasa ini dikenal dengan nama bahasa prokem yang merupakan bahasa sandi, yang dipakai dan digemari oleh kalangan remaja tertentu (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud). Bahasa ini awalnya digunakan oleh preman. Hal ini mempermudah mereka dalam berkomunikasi antar anggota kelompok tanpa diketahui oleh orang lain. Bahasa ini juga mulai dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya penggunanya. Contohnya adalah budaya Betawi, Tegal, Jawa dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, bahasa prokem mulai dipengaruhi tidak hanya sebatas lingkungan sosial budaya. Fungsi bahasa prokem sendiri sudah mengalami pergeseran dari bahasa komunikatif menjadi sebuah bahasa modern yang wajib dipahami, yaitu bahasa gaul.

Ternyata, bahasa gaul sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Pengaruh perkembangannya pun tidak hanya disebabkan oleh kaum muda saja. Seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial budaya pun ikut berperan dalam perkembangan bahasa yang dulunya disebut bahasa prokem.

Lantas, siapa yang harus bertanggung jawab?

Sama seperti orang yang membuang sampah sembarangan, satu sampah tidak akan membuat sebuah ruangan menjadi kotor. Bagaimana jika sampah tersebut berkembang menjadi 1000 sampah? Ruangan akan menjadi sangat kotor. Dari analogi di atas, kira-kira siapa yang bertanggung jawab atas kotornya ruangan itu? Apakah orang yang membuang sampah untuk pertama kali? Atau kah yang ke-1000?

Jawabannya adalah : Semuanya bertanggung jawab.

Sebagai warga negara Indonesia, baik generasi muda sampai yang tua sekali pun tetap bertanggung jawab atas fenomena ini. Siapa pun yang memulai, mengakhiri, paling sering atau paling jarang sekali dalam menggunakan bahasa gaul tetaplah bertanggung jawab atas kasus sederhana nan krusial ini. Alasannya karena semuanya berada dalam ruang lingkup yang sama, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua warga negara Indonesia memiliki satu kewajiban yang sama, yaitu menjaga keutuhan tanah air, bangsa dan yang terpenting bahasa negara kita.

Cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keutuhan bahasa Indonesia di tengah pergolakan dengan bahasa gaul adalah mengurangi penggunaan bahasa gaul di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dimulai dengan menghindari menggunakan bahasa gaul dalam interaksi dengan orang terdekat. Ini sangat diperlukan rasa nasionalisme dan kesadaran akan bahasa Indonesia yang tinggi. Selanjutnya, dalam bidang Pendidikan yaitu meningkatkan kepedulian setiap peran (dosen, guru, mahasiswa, siswa, dan lain sebagainya) untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baku selama proses pembelajaran berlangsung. Serta yang terakhir adalah mengurangi penggunaan bahasa gaul di sosial media. Hal ini sangat penting dilakukan karena setiap gerak gerik dan bahasa yang dikeluarkan di wadah internet ini akan sangat diperhatikan dan mempengaruhi orang lain. Dengan begitu, seseorang dapat mempengaruhi yang lain untuk mulai menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

Semua ini tidak terletak kepada siapa yang menyebabkan bahasa gaul ini ada, tetapi bagaimana kita mampu menyelamatkan bahasa Indonesia dari fenomena pergeseran bahasa ini. Ketika semua memiliki peran dalam perkembangan bahasa gaul, semuanya pula memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keutuhan bahasa Indonesia.

hqdefault

DAFTAR PUSTAKA :

  1. http://indotranslocalize.com/2015/08/11/sejarah-bahasa-prokem/
  2. http://zonautara.com/blog/2017/07/15/penggunaan-bahasa-indonesia-dan-bahasa-gaul-di-kalangan-remaja-masa-kini/
  3. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamabahasa/petunjuk_praktis/337/Bahasa%20Prokem

 

Lenora Godiva Kepel

Kelompok 9

05211740000058

Sudah Kenal Dengan Bahasa Indonesia?

“tak kenal maka tak sayang”

Seperti pepatah yang sudah sangat kita kenal ini, begitulah fenomena yang mungkin menurut saya sedang terjadi di bangsa ini. Mungkin sedikit dari kita yang mengetahui garis besar mengenai bagaimana sejarah Bahasa Indonesia ini bisa ada di Indonesia. Mengenal bagaimana perjalanannya di bangsa ini, bagaimana perjuanganya, dan bagaimana perannya bagi bangsa ini. Tak heran juga banyak dari kita semua yang mungkin sudah tak lagi menjungjung tinggi Bahasa Indonesia, turunya rasa bangga akan  Bahasa Indonesia, dan bahkan menganggapnya tidak terlalu penting lagi.

 

Nah pada artikel ini, saya ingin memperkenalkan anda kembali kepada Bahasa Indonesia. Secara singkat menceritakan bagaimana Bahasa Indonesia ini lahir, dengan harapan kita bersama dapat lebih mengenal Bahasa Indonesia dan mengetahui pentingnya Bahasa Indonesia. Sehingga kita bias lebih lagi menghargai Bahasa yang kita miliki ini Bahasa Indonesia.

Untuk itu kita harus melihat kembali jauh, sebelum bangsa ini merdeka.

 

BAHASA MELAYU DI INDONESIA


Ragam Bahasa melayu telah berabad-abad lamanya dipergunakan sebagai Bahasa penghubung atau yang biasa disebut dengan istilah lingua franca, hampir pada seluruh Asia Tenggara. Tercatat diperkirakan sejak abad ke-7 (halim, 1979).

Hal ini dapat dilihat dari bukti-bukti kuno peninggalan yang sudah ditemukan seperti prasasti-prasasti diantaranya prasasti kedukan bukit di Palembang, prsasti kota kapur di Bangka barat, prasasti karang brahi di jambi yang menggunakan Bahasa melayu kuno. Hal itu memberi petunjuk pada kita bahwa Bahasa melayu dalam bentuk melayu kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman kerajaan sriwijawa. Selain prasasti-prasasti tersebut ada juga prasasti yang ditemukan di pulau jawa diantaranya prasasti bogor di bogor dan prasasti gandasuli di jawa tengah. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan Bahasa melayu bukan hanya pada puau Sumatra, tapi hingga ke jawa

Bahasa melayu pun kemudian berkembang dan menduduki fungsi-funsi strategis seperti sebagai Bahasa perdangangan, Bahasa kebudayaan yang tertuang dalam buku-buku tentang sastra dan aturan hidup, serta Bahasa resmi kerajaan (arifin, 1988).

Ketenaran Bahasa melayu dinusantara pun tetap bertahan hingga masa penjajahan belanda, khususnya dalam menghubungkan masyarakat Indonesia yang memiliki beragam Bahasa. Karena pemahaman akan Bahasa belanda yang minim di Indonesia (hanya terbatas pada orang-orang terpelajar dan bangsawan), belanda pada akhirnya tetap menggunakan Bahasa melayu sebagai jembatan penghubung komunikasi Antara pemerintah belanda dengan penduduk Indonesia. Selain itu, pada masa penjajahan belanda, banyak surat kabar yang diterbitkan dalam Bahasa melayu.

Pada 1908 – pemerintah mendirikan bada penerbit buku-buku bacaan dengan nama  Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada 1917 diubah menjadi balai pustaka, yang menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, juga buku-buku penuntun cara bercocok tanam. Hal ini kemudian juga yang menjadi factor pendorong penyebaran luas Bahasa melayu di Indonesia.

 

Lahirnya Bahasa Indonesia


28 Oktober 1928, hari sumpah pemuda. Pada kesempatan ini kemudian Bahasa melayu yang ada dinusantara diubah dan dikukuhkan namanya menjadi Bahasa Indonesia. Pada titik inilah secara sosiologis, bolehlah kita katakana bahwa Bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” dan diterima keberadaanya (fahrurozi, 2017). Karena dikatakan pada butir ketiga bahwa “kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Pernyataan ini bukan pengakuan berbahasa satu namun sebuah tekat kebahasaan yang menyatakan bahwa kita bangsa Indonesia, menjunjung tinggi Bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Lalu apa yang membuat Bahasa melayu hingga dapat dipilih oleh pemuda-pemudi, aktivis-aktivis dari berbagai derah menjadi Bahasa pemersatu bangsa ini, yaitu Bahasa Indonesia.

Berikut hal yang mendorong Bahasa melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia:

  • Sejak dahulu telah menjadi lingua franca (Bahasa penghubung, diketahui dan digunakan secara luas.)
  • Sederhana dan mudah dipelajari
  • Dapat diterima suku-suku yang ada di Indonesia sebagai Bahasa nasional Indonesia

Bahasa Indonesia pun kemudian berkembang dan menjadi pendorong semangat persatuan bangsa ini. Hingga saat masa penjajahan jepang(1942-1945), Bahasa Indonesia tetap menjadi alat komunikasi resmi Antara pemerintah jepang dengan rakyat Indonesia juga pada lembaga-lembaga pendidikan dan Bahasa pengantar. Hal ini dikarenakan pelarangan penggunaan Bahasa belanda dan juga dengan ditambahnya kegagalan jepang dalam mengganti penggunaan Bahasa belanda menjadi Bahasa jepang sebagai alat komunikasi.

Hingga pada satu hari setelah kemerdekaan Indonesia, 18 agustus 1945, Bahasa Indonesia secara resmi atau konstutisional ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 36 yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia” sehingga selain menjadi Bahasa nasional, Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Negara, yang berarti Bahasa Indonesia sejak saat itu digunakan dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan kenegaraan.

Jadi secara garis besar beginilah perjalanan penting Bahasa Indonesia.


  • Abad ke-7 hingga ke-13 – Melayu Kuno
  • Abad ke-14 hingga ke-18 – Melayu Klasik
  • 1901 – masa pendudukan belanda dibuat ejaan resmi Bahasa melayu oleh Ch. A. Van Ophusyen dalam Kitab Logat Melayu. (ejaan Ophusyen)
  • 1928 – Sumpah pemuda. (Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia)
  • 1938 – Kongres Bahasa Indonesia I
  • 1945 – Kemerdekaan (Penetapan Bahasa Negara).
  • 1947 – Resmi berlaku Ejaan republic (mengganti ejaan ophusyen)
  • 1954 – Kongres Bahasa Indonesia II
  • 1972 – Peresmian penggunaan EYD oleh presiden
  • 1978 – Kongres Bahasa Indonesia III
  • 1983 – Kongre Bahasa Indoenesia IV
  • 1988 – Kongre Bahasa Indoenesia V
  • 2015 – Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Sekilas dapat dilihat, setelah kemerdekaan, perkembangan Bahasa Indonesia melaju dengan cukup pesat. Setiap tahun pemakai Bahasa Indonesia bertambah. Kedudukannya sebagai Bahasa nasional dan Bahasa Negara semakin kuat.

Semuanya tak lepas dari semangat para pahlawan yang memperjuangkan Bahasa Indonesia sejak dahulu khususnya sebagai Bahasa persatuan, juga perhatian pemerintah yang besar akan pentingnya Bahasa Indonesia, hingga membawa bangsa ini kedalam persatuan.


Semoga dengan pengetahuan ini, kita mengerti dan memahami bagaimana Bahasa Indonesia lahir dan juga bagaimana peranya bagi bangsa ini, serta perjuangan para pahlawan pendahulu dalam memperjuangkannya. Sehingga kita sebagai generasi penerus harus lebih lagi menghargai dan bangga dengan Bahasa kita Bahasa Indonesia.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 1988. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Erna, Sri Ningsih. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset.

http://harianriau.co/news/detail/12035/inilah-sejarah-perkembangan-bahasa-di-indonesia.

https://jasa-translate.com/eyd-berubah-menjadi-ebi-sebagai-pedoman-umum/.

https://news.okezone.com/read/2016/08/15/65/1464142/eyd-kini-berubah-nama-menjadi-puebi.

 

EVAN MIKA S
02211740000024

Bahasa Indonesia dan Referensi dalam Dunia Pendidikan

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa pemersatuan bangsa Indonesia. Ada beberapa bahasa asing yang telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, seperti kata bus yang diserap dari Bahasa Inggris, musyawarah yang diserap dari Bahasa Arab, fokus yang diserap dari Bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (sukarela), yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan). Dan menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi, struktur yang bisa menyimpulkan suatu tujuan, serta bahasa bisa menunjukkan atau menggambarkan karakter seseorang melalui keseharian mereka dalam menggunakan bahasa.

Penggunaan bahasa ada dimana pun, seperti dalam dunia bisnis, dunia pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan sendiri, penggunaan bahasa, baik untuk bahasa pengantar, buku referensi, maupun materi, yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar akan sangat berpengaruh terhadap peserta didik. Karena jika menggunakan bahasa yang tidak dimengerti atau tidak dipahami oleh peserta didik, maka peserta didik tidak dapat menerima pengajaran dengan sepenuhnya. Hal tersebut bisa membuat kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat.

Seperti contoh nyata yang dialami oleh teman kita dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), bahwa dalam salah satu mata kuliah yang diambilnya menggunakan Bahasa Inggris untuk buku referensi yang digunakan. Hal tersebut membuat beberapa peserta didik yang belum terlalu menguasai Bahasa Inggris mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut juga bisa menyebabkan peserta didik bekerja dua kali, maksudnya mereka harus menerjemahkan terlebih dulu kemudian memahaminya. Namun sebenarnya hal itu tidak terlalu dipermasalahkan, sebab peserta didik yang belum terlalu menguasai Bahasa Inggris bisa mempelajari Bahasa Inggris lagi, seperti menambah kosakata baru serta belajar memahami struktur Bahasa Inggris. Mengapa peserta didik harus menggunakan buku referensi yang berbahasa Inggris? Menurut salah satu dosen teman kita, hal itu disebabkan buku referensi yang berbahasa Inggris lebih dipercaya, bahasa yang digunakan lebih sesuai daripada yang menggunakan Bahasa Indonesia karena terkadang artinya tidak cocok dengan yang sebenarnya dimaksud.

Fungsi pendidikan menurut David Popenoe ada 5 macam, yaitu transmisi (pemindahan) kebudayaan, memilih dan mengajarkan peranan social, menjamin integrasi social, dan sekolah mengajarkan corak kepribadian, sumber inovasi social. Dan menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes), yaitu mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan, dan menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Sedangkan tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan ini bisa kita sebut sebagai sasaran pencapaian yang ingin diraih terhadap peserta didik, dan tentu ini menjadi dasar dari penentuan isi pendidikan, metode, alat, serta tolak ukur yang digunakan.

Berdasarkan fungsi dan tujuan dari pendidikan di atas, ada baiknya jika pengajar atau dosen memperbolehkan peserta didiknya untuk menggunakan buku referensi berbahasa Indonesia, jika ada yang kurang atau tidak sesuai, pengajar atau dosen bisa memberitahu yang sesuai itu. Dengan demikian, fungsi dan tujuan pendidikan bisa tercapai.

Sumber :
1. kbbi.web.id
2. kajianteori.com
3. kakakpintar.com
4. fungsiklopedia.com

Intania Chantika Alina
Kelompok 9

05211740007004